Halo, Stutternians!
Pernah dengar tentang stutter atau gagap? Nah, gagap merupakan gangguan bicara yang biasa terlihat dari kelancaran dan alur berbicara seseorang. Umumnya, gangguan bicara ini berupa memanjangkan bunyi suatu kata, pengulangan bunyi atau suku kata, atau terdapat jeda saat berbicara. Namun, gangguan ini bukan berarti mereka tidak tahu apa yang mereka bicarakan, lho, ya! Simpelnya, para pengidap gagap mengetahui dan mengerti apa yang ingin mereka katakan, tetapi mereka memiliki kesulitan untuk menyebutkannya.
Ketika kamu sedang berbicara dengan seorang pengidap gagap, terdapat hal-hal tertentu yang perlu kamu perhatikan. Kenapa begitu? Ketika kamu berbicara dengan non-stutter saja, kamu harus memperhatikan beberapa aspek berbicara, seperti lawan bicaramu, konteks, suasana, dsb, bukan? Sama saja kok dengan kamu berbicara dengan seorang stutter. Semua ini dilakukan agar kamu bisa menjalin komunikasi dengan mereka, tanpa ada kecanggungan atau ketidakenakan di antara kedua pihak.
“Lalu, apa saja yang harus aku perhatikan?”
1. Dengarkanlah dia
Ketika seorang pengidap gagap berbicara, dengarkanlah dia. Tunjukkan bahwa kamu mendengarkan apa yang dikatakannya. Biarkanlah mereka selesai berbicara tanpa adanya interupsi, seperti menebak-nebak jawaban, menyelesaikan perkataannya, atau bentuk interupsi lainnya. Biasanya mereka mengalami kesulitan untuk memulai percakapan, terutama ketika berbicara melalui telepon. Maka, berilah mereka waktu untuk bisa berbicara.
Selain kamu mendengarkan mereka, tunjukkan pula pada mereka bahwa kamu benar-benar mendengarkan mereka melalui gestur tubuhmu, seperti anggukan kepala dan juga tatapan mata. Dengan begitu, kamu juga akan terlihat bahwa kamu fokus pada apa yang mereka sampaikan bukan bagaimana cara mereka menyampaikannya. Kamu juga tidak perlu berempati secara berlebihan, karena hal tersebut dapat membuatnya tidak percaya diri. Cukup dengan mendengarkan, kamu sudah memberikannya motivasi untuk tidak merendahkan dirinya.
2. Perhatikan apa yang kamu katakan
Ketika mendengarkan seorang pengidap gagap, kamu mungkin akan menemukan situasi yang tidak memungkinkan bagi pengidap gagap untuk mengontrol kegagapannya. Ketika hal itu terjadi, alangkah baiknya jika kamu tidak menyebutkan “pelan-pelan saja bicaranya”, “santai saja”, atau “tarik napas dulu baru bicara”. Mungkin menurut kamu itulah hal yang tepat untuk kamu lakukan. Namun, justru perkataan seperti itu dapat berkesan seolah-olah kamu merendahkan mereka dan tidak membantu sama sekali. Akan lebih baik jika kamu berikan waktu pada mereka agar mereka dapat menyampaikan pesannya dengan lebih baik.
Ada kalanya mereka mereka kesulitan untuk menyebutkan namanya, terutama ketika mereka diminta untuk memperkenalkan diri mereka. Sebaiknya kamu tidak bertanya “apakah kamu lupa namamu?”, meskipun kamu sedang bercanda. Ketika kamu mengetahui ada situasi yang mengharuskan perkenalan, sebelum datang situasi itu, kamu dapat bertanya pada mereka apakah mereka ingin dikenalkan atau memperkenalkan diri sendiri.
Itulah dua hal simpel yang dapat kamu lakukan ketika kamu bertemu dan berbicara dengan seorang pengidap gagap. Kamu cukup dengarkan dan bersabar. Kedua hal itu adalah kunci komunikasi yang baik.\
Penulis: Saskia Ayu Khairunnisa Marseno
Penyunting: Muhamad Carvin Syah
***
Sumber rujukan:
Deviyana, Nia. 2016. “Bagaimana Berkomunikasi dengan Penderita Gagap?”. https://www.medcom.id/rona/kesehatan/nbwe6wDK-bagaimana-berkomunikasi-dengan-penderita-gagap (diakses pada 3 April 2021).
Stamma. ND. “Talking With Someone Who Stammers”. https://stamma.org/about-stammering/talking-someone-who-stammers (diakses pada 3 April 2021).
The Stuttering Foundation. ND. “6 Tips for Speaking With Someone Who Stutters”. https://www.stutteringhelp.org/6-tips-speaking-someone-who-stutters (diakses pada 3 April 2021).